Senin, 12 Juli 2010

Jepang Mulai Berburu Paus

Sebuah armada Jepang telah bertolak menuju ke Lautan Pasifik Selatan guna memburu ikan paus, termasuk jenis humpback.



Ikan paus jenis humpback ini sudah dilindungi oleh perjanjian internasional sejak tahun 1960-an tetapi Jepang mengatakan populasi ikan tersebut sudah stabil dan mereka hanya akan membunuh sekitar 50 ekor saja.

Secara keseluruhan, armada Jepang ini akan memburu sekitar seribu ikan paus.

Perburuan ikan paus secara komersial di tahun 1986, namun Jepang mendapatkan ijin melakukan perburuan untuk tujuan riset.

Empat kapal, termasuk kapal induk Nisshin Maru mulai berlayar dari pelabuhan
Shimonoseki hari Minggu.

Misi yang beranggotakan 239 orang tersebut akan memburu 900 ikan paus minke, fin, dan humpback, di Lautan Pasifik Selatan dalam musim perburuan yang berlangsung sampai bulan April.

Nisshin Maru yang berbobot mati 8000 ton ini lumpuh oleh kebakaran dalam misi perburuan ke Kutub Selatan bulan Maret lalu.

Satu orang awaknya tewas.

Kapal dari kelompok lingkungan Greenpeace akan mengikuti kapal Jepang tersebut.

Binatang sensitif

Rencana Tokyo untuk memburu ikan paus jenis humpback ini - yang hampir musnah ketika diburu 40 tahun - mendapatkan kecaman dari pegiat lingkungan.

"Humpback sangat sensitif dan hidup dalam kawanan sehingga kematian satu ekor saja bisa berdampak sangat buruk," kata juru bicara Junichi Sato.

Para pejabat perikanan Jepang mengatakan populasi humpback dan fin sekarang sudah kembali ke level yang aman untuk diburu.

"Ikan paus Humpback dalam penelitian kami sudah kembali ke populasi semula," kata juru bicara Departemen Perikanan Jepang Hideki Moronuki.

"Membunuh 50 ikan paus humpback dari populasi sekitar belasan ribu tidak akan berpengaruh sama sekali." katanya lagi.

Moronuki mengatakan dari ikan paus yang dibunuh ini para ilmuwan akan bisa mempelajari organ internal mereka.

Daging dari ikan paus ini setelah diteliti akan dijual secara komersial tapi para pejabat Jepang membantah kalau misi mereka adalah mencari keuntungan.


Dikutip: BBC Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar